Thursday, October 18, 2012

Masalah keuangan dalam pernikahan

Uang memang bukan segalanya, tapi tanpa uang kita akan kesulitan :) Permasalahan uang bisa jadi sensitif jika masing-masing tidak saling terbuka dengan pasangan.

Tidak jarang, perpisahan disebabkan hanya gara-gara uang. Cinta datang bisa karena uang, tapi uang juga bisa membuat cinta hilang.

Ada beberapa permasalahan keuangan yang umumnya hadir dalam pernikahan dan solusi yang bisa dijadikan pilihan

* Menghindari pembicaraan tentang keuangan
Ada waktu dan tempat untuk segalanya, tapi sulit menemukan waktu dan tempat yang tepat untuk bicara uang.

Pembicaraan ini diperlukan agar keuangan jadi lebih teratur. Misalnya, kalau harus makan malam di luar, berapa budget yang dianggarkan. Berapa kali dalam seminggu atau sebulan makan di luar. Berapa maksimal yang harus dikeluarkan saat jalan-jalan ke mall.

Ini mungkin bukan cara yang paling menyenangkan untuk menghabiskan waktu bersama-sama, tapi pembicaraan ini diperlukan agar masing-masing memiliki batasan.

* Cinta bisa dibeli
Kalau anda berpikir cincin berlian atau mobil mewah bisa membuat pernikahan anda bahagia, cobalah dipikir ulang :)

Bagaimanapun, pernikahan yang materialistis tidaklah baik. Lama kelamaan akan muncul masalah keuangan. Harusnya, bukan berapa banyak uang yang dipunya, tapi sebarapa bijak memakai uang.

* Rekening bersama atau terpisah
Perlu dipikirkan masak-masak, perlukah memiliki rekening bersama atau terpisah. Rencana keuangan dalam sebuah pernikahan harus dibuat dengan sangat matang.

Tiap orang memiliki kebiasaan dan nilai-nilai yang berbeda, termasuk soal uang. Jika Anda tidak terlalu mempermasalahkan hal-hal kecil, misalnya tentang pembelanjaan sehai-hari, ada baiknya rekeningnya terpisah. Hal ini untuk menghindari anda bolak-balik bertanya tentang pengeluaran yang dilakukan oleh pasangan.

Tapi kalau Anda dan pasangan lebih nyaman bekerja sebagai tim dan saling mengetahui untuk apa saja uang yang dikeluarkan setiap saat, maka rekening bersama bisa lebih baik.

* Hutang yang terlalu banyak
Tidak ada yang lebih stres tentang uang daripada utang - terutama bunga tinggi, sulit untuk mengembalikan. Jika ada utang yang menggantung dan mengancam keuangan, tidak ada jalan lain selain andadan pasangan harus fokus membayarnya - bersama-sama.

* Menyembunyikan pembelian atau utang
Delapan puluh persen dari pasangan menikah menyembunyikan pembelian dari pasangan mereka, menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Debt Solutions nirlaba CESI, di Amerika.

Survei ini mengungkapkan 30 persen responden memandang perselingkuhan keuangan sama berbahayanya dengan perselingkuhan seksual.

* Pembagian tanggung jawab keuangan
Peran tradisional biasanya menempatkan perempuan sebagai pengelola keuangan sehari-hari, seperti mencatat pemasukan dan pengeluaran, serta membayar tagihan-tagihan. Sementara laki-laki biasanya menangani investasi dan perencanaan keuangan. Pembagian ini tidak selamanya baik.

Yang paling baik adalah mengenali kekuatan individu masing-masing dan membagi-bagi tugas keuangan sesuai kekuatan tersebut.

Uang tidak selalu harus menjadi sumber stres atau konflik. Uang juga bisa menjadi sumber kesenangan. Berlibur dengan pasangan tentu butuh dana, tapi tentunya tidak akan menghabiskan uang.

Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa mengeluarkan uang untuk pengalaman baru, seperti membeli tiket konser atau makan di restoran mewah, bisa membuat pernikahan lebih langgeng dibandingkan jika harus mengeluarkan uang untuk membeli barang-barang yang mungkin tidak terlalu dibutuhkan.

No comments: