Saturday, September 24, 2011

Menyiasati kebiasaan buruk dalam perkawinan

Tidak semua kebiasaan buruk pasangan akan menghancurkan kehidupan perkawinan. Kalau bisa menyiasatinya, kehidupan perkawinan justru akan lebih membahagiakan.

Kunci keberhasilan dari sebuah perkawinan adalah pengertian satu sama lain. kebiasaan buruk yang dimiliki masing-masing pasangan lama kelamaan akan terkurangi dan 'menyesuaikan' dengan sendirinya jika ada pengertian di antara keduanya.

Berikut ini adalah beberapa kebiasaan buruk yang bisa disiasati dalam kehidupan perkawinan:

1. Ingin dipuji dan diakui 
Di awal pernikahan, mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang sebelumnya belum pernah dikerjakan adalah suatu prestasi. Misalnya merapikan buku-buku, merapikan lemari dapur, atau bahkan menyetrika setumpuk baju. Tapi sayangnya penghargaan itu belum tentu didapat dari pasangan.

Daripada sakit hati karena tidak ada penghargaan atau bahkan komentar sama sekali dari pasangan, lebih baik tidak usah mengharapkan sama sekali dan mulai berpikir kalau melakukan semua pekerjaan rumah adalah agar rumah terlihat lebih rapi.

2. Berbicara dengan nada kasar 
Salah satu pasangan pasti ada yang memiliki selera humor yang rendah, alias gampang marah. Daripada marah terus menerus, belajarlah untuk menertawakan diri sendiri dan larut dalam lelucon yang dibuat pasangan.

3. Kurang perhatian 
Smart phone kadang membuat tidak peka dengan lingkungan. Saat berbicara dengan pasangan, kadang disambi dengan nge-tweet atau update status. Lebih baik singkirkan dulu smart phone saat sedang berdua dengan pasangan. Coba bercermin dengan diri sendiri yang pasti juga jengkel jika pasangan tidak mengindahkan saat diajak bicara.

4. Selalu perhitungan 
Jika mencintai, jangan perhitungan. Lakukan dengan senang hati. Karena jika sibuk berhitung apa yang sudah dan belum pasangan lakukan, pasti ada ketidakseimbangan. Yakinlah, bahwa pasangan pasti tahu kalau ada yang berbuat lebih banyak dalam hubungan perkawinan, dan itu membuat pasangan akan lebih menghargai dan mencintai. Jadi tidak ada ruginya, kan?

5. Fokus pada keburukan 
Tidak mungin diantara pasangan selalu berlaku buruk dan tidak ada kebaikannya sama sekali. Pasti diantara keburukannya, terselip kebaikannya. Untuk memunculkan kebaikannya, berikanlah kebaikan terlebih dahulu. Misalnya, berikan lebih banyak ciuman, lebih banyak pelukan, atau lebih banyak sentuhan. Dijamin, tidak ada yang menolak akan perlakuan seperti itu, yang ada tindakan itu pasti akan berbalas. What a nice couple..

No comments: